Halaman

Minggu, 17 Februari 2013

Mengenal Karbonmonoksida (CO)


Udara merupakan komponen kehidupan dan perikehidupan yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia maupun makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan dan hewan. Tanpa makan dan minum kita bisa hidup untuk beberapa hari tetapi tanpa udara kita hanya dapat hidup untuk beberapa menit saja. Kualitas dari udara yang telah berubah komposisinya dari komposisi udara alamiahnya adalah udara yang sudah tercemar sehingga tidak dapat menyangga kehidupan. Pencemaran udara terjadi apabila mengandung satu macam atau lebih bahan pencemar diperoleh dari hasil proses kimiawi seperti gas-gas CO, CO2, SO2, SO3, gas dengan konsentrasi tinggi atau kondisi fisik seperti suhu yang sangat tinggi bagi ukuran manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Gas-gas yang terdapat didalam udara antara lain :
a.    Nitrogen (N2) =78,09 %
b.    Oksigen (O2) = 21,94 %
c.    Argon (Ar)     = 0,93 %
d.    Karbon dioksida (CO2) = 0,032 %
e.   Apabila susunan udara tersebut mengalani perubahan dari keadaan normal maka dapat mengganggu kehidupan.
Pertumbuhan pembangunan seperti industri, transportasi, dll disamping memberikan dampak positif namun disisi lain akanmemberikan dampak negatif dimana salah satunya berupa pencemaran udara dan kebisingan baik yang terjadi didalamruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor) yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan terjadinya penularan penyakit.Diperkirakan pencemaran udara dan kebisingan akibat kegiatan industri dan kendaraan bermotor akan meningkat 2 kali pada tahun 2000 dari kondisi tahun 1990 dan 10 kali pada tahun 2020. Hasil studi yang dilakukan oleh Ditjen PPM & PL, tahun 1999 pada pusat keramaian di 3 kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Yogyakarta dan Semarang menunjukkan gambaran sebagai berikut : kadar debu (SPM) 280 ug/m3, kadar SO2 sebesar 0,76 ppm, dan kadar NOx sebesar 0,50 ppm, dimana angka tersebut telah melebihi nilai ambang batas/standar kualitas udara. Hasil pemeriksaan kualitas udara disekitar stasiun kereta api dan terminal di kota Yogyakarta pada tahun 1992 menunjukkan kualitas udara sudah menurun, yaitu kadar debu rata-rata 699 ug/m3, kadar SO2 sebesar 0,03–0,086 ppm, kadar NOx sebesar 0,05 ppm dan kadar Hidro Karbon sebesar 0,35–0,68 ppm.
Salah satu polutan yang berbahaya dari asap kendaraan adalah  Karbon monoksida atau CO mutu.
Masyarakat dengan aktifitas tinggi disekitar lalu lintas padat (polisi, tukang parkir, penjaga pintu tol, dll) dan pekerja pada tempat dengan hasil sampingan CO (bengkel kendaraan bermotor, industri logam, industri bahan bakar, industri kimia), merupakan kelompok yang paling dirugikan.
Sebaiknya emisi CO di udara harus dikurangi, karena menimbulkan dampak negative yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Sehingga kita harus mengetahui bagaimana cara penanggulangan dampak dari emisi CO bagi kesehatan.
CO adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan juga tidak berasa. Gas CO juga dapat berbentuk cairan pada suhu di bawah -129°C. Akan tetapi gas CO sangat berbahaya jika masuk dalam tubuh melebihi ambang batas baku mutu. Selain itu dari gas CO dapat pula terbentuk dari proses industri. Secara alamiah gas CO juga dapat terbentuk, walaupun jumlahnya relatif sedikit, seperti gas hasil kegiatan gunung berapi, proses biologi dan lain-lain.
Secara umum terbentuk gas CO adalah melalui proses berikut ini :
a.    Pembakaran bahan bakar fosil.
b.    Pada suhu tinggi terjadi reaksi antara karbondioksida (CO2) dengan karbon C yang  menghasilkan gas CO.
c.    Pada suhu tinggi, CO2 dapat terurai kembali menjadi CO dan oksigen.
d.    Penyebaran gas CO di udara tergantung pada keadaan lingkungan. Untuk daerah perkotaan yang banyak kegiatan industrinya dan lalu lintasnya padat, udaranya sudah banyak tercemar oleh gas CO. Sedangkan daerah pimggiran kota atau desa, cemaran CO di udara relatif sedikit. Ternyata tanah yang masih terbuka dimana belum ada bangunan diatasnya, dapat membantu penyerapan gas CO. Hal ini disebabkan mikroorganisme yang ada didalam tanah mampu menyerap gas CO yang terdapat diudara. Angin dapat mengurangi konsentrasi gas CO pada suatu tempat karena perpindahan ke tempat lain.

1.        Sumber-sumber dan distribusi gas CO
Karbon monoksida di lingkungan dapat terbentuk secara alamiah, tetapi sumber utamanya adalah dari kegiatan manusia. Korban monoksida yang berasal dari alam termasuk dari lautan, oksidasi metal di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan dan badai listrik alam. Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama yang menggunakan bahan bakar bensin. Berdasarkan estimasi, Jumlah CO dari sumber buatan diperkirakan mendekati 60 juta Ton per tahun. Separuh dari jumlah ini berasal dari kendaraan bermotor yang menggunakan bakan bakar bensin dan sepertiganya berasal dari sumber tidak bergerak seperti pembakaran batubara dan minyak dari industri dan pembakaran sampah domestik. Didalam laporan WHO (1992) dinyatakan paling tidak 90% dari CO diudara perkotaan berasal dari emisi kendaraan bermotor. Selain itu asap rokok juga mengandung CO, sehingga para perokok dapat memajan dirinya sendiri dari asap rokok yang sedang dihisapnya.
Sumber CO dari dalam ruang (indoor) termasuk dari tungku dapur rumah tangga dan tungku pemanas ruang. Dalam beberapa penelitian ditemukan kadar CO yang cukup tinggi didalam kendaraan sedan maupun bus. Kadar CO diperkotaan cukup bervariasi tergantung dari kepadatan kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar bensin dan umumnya ditemukan kadar maksimum CO yang bersamaan dengan jam-jam sibuk pada pagi dan malam hari. Selain cuaca, variasi dari kadar CO juga dipengaruhi oleh topografi jalan dan bangunan disekitarnya

2.        Standar Baku Mutu Emisi CO
Tabel di bawah ini menyatakan pengaruh % COHb dalam darah pada manusia. Pengaruh Konsentrasi COHb dalam Darah pada Manusia
% COHb dalam darah
Pengaruh
Kurang dari 1
Tidak ada
1.0 – 2.0
Perilaku lain
2.0 – 5.0
Pusat syaraf terganggu, kesulitan dalam pembedaan waktu atau terang dan gelap
>5.0
Gangguan jantung dan paru-paru
10 – 80
Lelah, pusing, pingsan, comma, kematian

3.        Dampak akibat pencemaran CO
Gas CO sangat berbahaya jika masuk dalam tubuh melebihi ambang batas baku mutu. Selain itu dari gas CO dapat pula terbentuk dari proses industri. Secara alamiah gas CO juga dapat terbentuk, walaupun jumlahnya relatif sedikit, seperti gas hasil kegiatan gunung berapi, proses biologi dan lain-lain. Kadar 10 bpj dalam udara dapat mengakibatkan manusia sakit.. Setiap 5 liter bensin dapat menghasilkan 1-1,5 kg CO. Kegiatan manusia yang membebaskan CO ke atmosfer dapat meningkatkan dua kali konsentrasi CO yang telah ada dalam rentang waktu antara 4-5 tahun. Pengaruh gas ini pada konsentrasi tinggi mengakibatkan kematian pada manusia. Dalam waktu setengah jam 1300 ppm dapat menyebabkan kematian. Menghisap gas yang keluar dari knalpot di ruang garasi tertutup telah banyak menyebabkan kematian. Pengaruh ini diakibatkan peracunan hemoglobin darah oleh gas CO dan membentuk ikatan COHb. Dalam keadaan normal hemoglobin berfungsi sebagai pengangkut oksigen (oxyhemoglobin, O2Hb) dari paru-paru ke sel, selain itu Hemoglobin berfungsi mengambil CO2 hasil pembakaran dalam tubuh dan membawanya dalam bentuk carbodioxyhemoglobin dari sel ke paru-paru. Jika udara mengandung CO, maka oksigen dan CO akan bersaing dan oksigen akan mengalami kekalahan, karena laju pengikatan CO pada hemoglobin adalah 140 kali lebih cepat dari pada laju pengikatan hemoglobin pada O2 atau COHb akan terbentuk lebih dulu daripada O2Hb. Kehadiran COHb yang makin tinggi akan mengakibatkan pengaruh yang makin berat pada manusia, karena dalam darah tidak mengandung oksigen yang untuk pembentukan energi. Apabila dalam darah tidak terdapat oksigen maka supply energy dalam darah tidak ada sehingga orang menjadi lemas, pusing, pingsan, dan dapat menyebabkan kematian.
Selain itu CO juga sangat berbahaya bagi kesehatan, dampaknya antara lain:
a.      kelahiran premature
b.      berat badan bayi di bawah premature
c.   Bronchitis kronika. Pengaruh pada wanita maupun pria kurang lebih sama. Hal ini membuktikan prevalensinya tak dipengaruhi oleh macam pekerjaan sehari-hari. Dengan membersihkan udara dapat terjadi penurunan 40% dari angka mortalitas.
d.      Emphysema pulmonum.
e.      Bronchopneumonia.
f.       Asthma bronchiale.
g.      Cor pulmonale kronikum.
Di daerah industri, Czechoslovakia umpamanya, dapat ditemukan prevalensi tinggi penyakit ini. Demikian juga di India bagian utara, penduduk tinggal di rumah-rumah tanah liat tanpa jendela dan menggunakan kayu api untuk pemanas rumah.
h.     Kanker paru. Stocks & Campbell menemukan mortalitas pada non-smokers di daerah kota 10 kali lebih besar daripada daerah rural.
i.       Penyakit jantung, juga ditemukan dua kali lebih besar morbiditasnya di daerah dengan polusi udara tinggi. Karbon-monoksida ternyata dapat menyebabkan bahaya pada jantung, apalagi bila telah ada tanda-tanda penyakit jantung ischemik sebelumnya. Afinitas CO terhadap hemoglobin adalah 210 kali lebih besar daripada O2 sehingga bila kadar CO Hb sama atau lebih besar dari 50%, akan dapat terjadi nekrosis otot jantung. Kadar lebih rendah dari itu pun telah dapat mengganggu faal jantung.
j.        Kanker lambung, ditemukan dua kali lebih banyak pada daerah dengan polusi tinggi.
k.  Penyakit-penyakit lain, umpamanya iritasi mata, kulit dan sebagainya banyak juga dihubungkan dengan polusi udara. Juga gangguan pertumbuhan anak dan kelainan hematologik pernah diumumkan. Di Rusia pernah ditemukan hambatan pembentukan antibodi terhadap influenza vaccin di daerah kota dengan tingkat polusi tinggi, sedangkan di daerah lain pembentukannya normal.

4.        Pencegahan dan penanggulangan akibat pencemaran CO
a.      Pencegahan
Mekanisme alami untuk menyusutkkan atau menyisihkan CO dari udara telah dijadikan pokok bahasan dan sasaran dari berbagai penelitian. Hasil penelitian ini mencakup antara lain:
1.    Reaksi penyisihan yang sangat lambat di atmosfer.
2.    Laut yang merupakan sumber gas ini.
3.    Ketidakmampuan tumbuhan untuk penyisihan gas dari atmosfer.
4. Penyisihan yang berlangsung dengan cepat oleh mikroba tanah. [Stoker dan Seager, 1973]
Di samping itu ada pula standar yang diberlakukan bagi kualitas bahan bakar, karena sebagian besar polusi udara disebabkan oleh pembakaran. Kualitas hasil atau sisa pembakaran tergantung antara lain dari kualitas bahan bakar yang digunakan. Di DKI Jakarta telah diujicoba penggunaan bahan bakar yang berasal dari gas alam yang sangat ramah lingkungan.
Namun, kualitas pembakaran oleh kendaraan bermotor tidak kalah pentingnya. Karena itu, perawatan kendaraan dan jika perlu pembatasan usia kendaraan mutlak dilakukan. Hal ini memungkinkan dilakukan jika secara berkala dilakukan uji emisi kendaraan. Kendaraan bermotor yang beroperasi di kota harus telah lulus uji emisi.
Peran serta masyarakat dalam mengurangi polusi pada udara ambient, dalam hal ini intervensi terhadap simpul B, sangat diperlukan. Gerakan penghijauan seyogianya terus ditingkatkan, terutama dimulai dari tempat tinggal masing-masing. Sangat dianjurkan menggunakan pohon yang berdaun lebar atau yang berpotensi mengurangi polusi udara. Misalnya setiap keluarga, terutama di kota, menanam sebuah bibit pohon angsana. Niscaya lima tahun ke depan, telah tercipta lingkungan yang asri dan terhindar dari polusi udara. Demikian pula taman-taman kota perlu digalakkan untuk mengimbangi polusi udara kota dan agar “langit biru” tidak sekedar menjadi isapan jempol.
b.      Penanggulangannya
Untuk dapat menanggulangi terjadinya pencemaran udara dapat dilakukan beberapa usaha antara lain: mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tidak menghasilkan gas karbon monoksida dan diusahakan pula agar pembakaran yang terjadi berlangsung secara sempurna, selain itu pengolahan/daur ulang atau penyaringan limbah asap industri, penghijauan untuk melangsungkan proses fotosintesis (taman bertindak sebagai paru-paru kota), dan tidak melakukan pembakaran hutan secara sembarangan, serta melakukan reboisasi/penanaman kembali pohon­pohon pengganti yang penting adalah untuk membuka lahan tidak dilakukan pembakaran hutan, melainkan dengan cara mekanik.


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
 

Blogger news

Cari Blog Ini