Halaman

Minggu, 25 September 2011

Insenerator

Hasil Kunjungan Mahasiswa JKL Poltekkes Yk ke RSUD Wates
Limbah padat (sampah) medis rumah sakit sebagai bahan buangan yang dimungkinkan dapat menimbulkan gangguan kesehatan karena berbagai bahan yang terandung di dalamnya dapat menimbulkan dampak kesehatan. Incenerator merupakan suatu alat yang berupa tungku pembakaran dengan suhu tinggi yang dihasilkan dari kompor (burner) serta menggunakan bahan bakar minyak tanah/ solar serta tiupan oksigen melalui blower, agar pembakaran dapat maksimal, arang ringan/ abu yang lolos dari pembakaran akan dibakar lagi oleh burner sebelum keluar dari cerobong asap dan sisa abu sempurna dikeluarkan secara manual.
 
    Kebijakan
  1. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia tahun 2003.
  2. Kep. Menkes No. 1204/ENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
   Cara Kerja
   Limbah medis
  1. Pemilihan antara limbah padat (sampah) medis dan non medis dilakukan pada sumbernya yaitu pada unit penghasil/ bangsal.
  2. Tempat sampah medis berwarna kuning dan diberi kantong plastik berwarna kuning.
  3. Sampah medis yang berada di dalam bangsal selanjutnya ditempatkan di luar bangsal dengan kondisi rapat yang selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan.
  4. Sebelum dibakar dilakukan penimbangan dan pencatatan terhadap limbah yang akan dibakar.
  5. Selanjutnya dimasukkan ke dalam incenerator.
  6. Pengaturan waktu, pengecekan bahan bakar sebelum pengoperasian incenerator.
  7. Membersihkan lantai incenerator dengan menggunakan desinfektan.
  8. Pengoperasian incenerator.

Incenerator
  1. Pergunakanlah APD sebelum memulai kegiatan.
  2. Timbang dan masukkan limbah padat medis ke dalam tungku incenerator.
  3. Periksa isi tangki bahan bakar.
  4. Periksa tangki air pada ruang cerobong asap.
  5. Atur suhu dan waktu pembakaran pada panel box.
  6. Nyalakan saklar listrik.
  7. Incenerator akan bekerja sesuai dengan waktu yang akan diatur.
  8. Burner incenerator akan mati dengan sendirinya sesuai dengan waktu yang akan diatur.
  9. Biarkan mesin blower tetap hidup hingga suhu di dalam incenerator turun.
  10. Matikan mesin blower.
  11. Diamkan incenerator hingga dingin.
  12. Buka incenerator untuk mengetahui pembakaran tuntas atau belum bila belum ulangi pembakaran.

Manfaat
  1. Menghindari atau memperkecil terjadinya kecelakaan kerja dan gangguan penyakit yang disebabkan oleh limbah padat medis.
  2. Menciptakan lingkungan RSUD yang bersih dan sehat.
  3. Dengan cara kerja seperti ini diharapkan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
Pemeliharaan
  1. Sebelum pengoperasian incenerator selalu dilakukan pembersihan lantai dengan menggunakan desinfektan.
  2. Uji emisi dilakukan 6 bulan sekali dengan pengambilan sampel pada cerobong asap.
  3. Uji penggunaan insenerator sebelum pemakaian pertama.
  4. Pemeliharaan rutin pengisian bahan bakar solar seminggu sekali dengan mengisi penuh tangki bahan bakar.
  5. Merehab insenerator.
  6. Batu bata disemen.
  7. Pembersihan/ pengambilan abu sebulan sekali/ saat penuh agar abu tidak naik ke atas akibat blower.
Input limbah medis pada insenerator








Mahasiswa Berprestasi di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 2011

Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yaitu kegiatan seleksi dan pembinaan. Perjuangan ke-6 orang mahasiswa berprestasi yg mewakili 6 jurusan di lingkungan Poltekkes  selama beberapa minggu telah dapat mengetahui nilai akhir yg berhasil diraihnya.
25 Mei 2011 : Presentasi KTI Bahasa Indonesia
26 Mei 2011 : Presentasi ringkasan KTI Bahasa Inggris
Mahasiswa Berprestasi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 2011
Dari kiri :
  1. Amalia Desi P.S (Jurusan Kebidanan 2009)
  2. Sandy Ardiansyah (Jurusan Gizi 2008)
  3. Yuda Pratama Putra (Jurusan Kesehatan Gigi 2009)
  4. Muhammad Rofi’I Sayoga (Jurusan Keperawatan 2009)
  5. Anita Dwi Nurjanah (Jurusan Kesehatan Lingkungan 2009 )

Jumat, 23 September 2011

Abstrac Penelitian PHBS di Shelter Merapi






PHBS Promotion Strategy Based Local Wisdom in Merapi Shelter
by
Anita Dwi Nurjanah
(Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta)

Background
Sanitation problem in Indonesia based on the result of the basic health research conducted in 2007 is still unsatisfied. Based on the Decree of the minister of health of the Republic of Indonesia number 852/Menkes/SK/IX/2008, the national strategy of community based total sanitation has been estabilished. This strategy is planned to empower the community by ignition method approach. This method is applied through PHBS elocidation socialization on the community. However, the previous elocidation still has low effectiviness. Therefore a more powerful strategy should be created in order to realize the STBM program.

Problem statement
Do PHBS promotion strategy using health card and local wisdom based game at Sakinah Mandiri Shelter affect the level of knowledge and practice of PHBS among people who live there.

Method
The study was an experiment following pre and post test with control group design. The study was conducted at Srunen and Muhammadiyah Cepitsari elementary school which are located at Sakinah Mandiri Shelter, on April to May 2011.  The population of this study was all student at grade 4,5 dan 6 of borh schools. 52 students at Srunen elementary school was choosen as the treatment group and a same number of counterpart student at Muhammadiyah Cepitsari elementary school was the control ones. As the independent variables are the health card and local wisdom based game. Meanwhile the dependent variables are knowledge and practice of PHBS among students.


Result
In the treatment group the different score average of knowledge between pre and post test was 1,6396 and in the control group the same parameter was 0,8654. By using independent t-test both score were significantly different (p-value 0,003). And group the different score average of practice between pre and post test was 1,7885, in the control group the same parameter was 0,4423, and significantly different (p-value 0,000).

Conclusion
The application of health card and local wisdom based game can increase students knowledge and practice of PHBS.

Suggestion
Since it has been proven that the strategy can significantly increase PHBS knowledge and practice among children. It is advised that the strategy could be implemented at different areas in Indonesia with elaborating local cultures and wisdoms.

Epidemiologi

1.   Pengertian :
Istilah epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu epi yang berarti diatas, demos yang berarti masyarakat dan logos yang berarti ilmu. Jadi epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang terjadi didalam masyarakat.
Dalam melakukan penyelidikan secara epidemiologi perlu diketahui dasar-dasar pendekatan lebih dulu, yeitu darimana penyelidikan tersebut akan dimulai.
Epidemiologi merupakan cabang ilmu kesehatan untuk menganalisis sifat dan penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari  sebab timbulnya masalah.
2.  Definisi  :
Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan faktor – faktor yang menentukan keadaan yang berhubungan  dengan kesehatan atau kejadian – kejadian pada kelompok penduduk tertentu
            Persamaan dari berbagai definisi adalah tentang kajian di bidang kesehatan, sasaran/ target.
            Persamaan – persamaan prinsip ini adalah :
a.       Epidemiologi selalau menyangkut studi dari kelompok penduduk
b.      Epidemiologi selalu membandingkan satu kelompok dengan kelompok lainnya
c.       Epidemiologi menyangkut penduduk dalam kelompok yang sama, yang mempunyai karakteristik dan tidak mempunyai karakteristik
 3. Tujuannya :
Pencegahan maupun penanggulangan masalah tersebut
  1. Peranan Epidemiologi dalam Kesehatan Masyarakat
a.  Menerangkan tentang besarnya masalah dan gangguan kesehatan (termasuk penyakit) serta penyebarnnya dalam suatu penduduk tertentu
b.   Menyiapkan data/ informasi yang esensial untuk keperluan perencanaan, pelaksanaan program serta evaluasi berbagai kegiatan pelayanan pada masyarakat, baik yang bersifat pencegahan dan penanggulangan penyakit maupun bentuk lainnya serta menentukan skala prioritas terhadap kegiatan tersebut.
c.     Mengidentifikasi berbagai faktor yang menjadi penyebab masalah atau faktor yang berhubungan dengan terjadinya masalah tersebut.
Nasri Noor (1996) Dasar – Dasar Epidemiologi

Dasar Kesehatan Lingkungan


Kesehatan lingkungan sebagai suatu ilmu dan ketrampilan yang memusatkan perhatiannya pada usaha pengendalian semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan menimbulkan atau akan menimbulkan hal-hal yang merugikan perkembangan fisiknya, kesehatannya ataupun kelangsungan hidupnya (WHO).
 
Higiene adalah usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan kesehatan tersebut, serta membuat kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan. Upaya higiene adalah melindungi, memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan manusia (perseorangan ataupun masyarakat), sedemikian rupa sehingga berbagai faktor lingkungan yang tidak menguntungkan tersebut tidak sampai menimbulkan gangguan terhadap kesehatan.
Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap pelbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Lebih mengutamakan usaha pencegahan terhadap berbagai faktor lingkungan, sedemikian rupa sehingga munculnya penyakit dapat dihindari.  
 
Perbedaan higiene dan sanitasi
Hygiene lebih mengarahkan aktivitasnya kepada manusia (individu ataupun masyarakat),
Sanitasi lebih menitikberatkan pada faktor-faktor lingkungan hidup manusia.
 
Ruang lingkup kesehatan lingkungan (WHO) :
1. Masalah air .
2. Masalah barang/benda sisa/bekas seperti air limbah, sampah, tinja.
3. Masalah makanan dan minuman.
4. Masalah perumahan dan bangunan.
5. Masalah pencemaran terhadap udara, tanah dan air.
6. Masalah pengawasan arthropoda dan rodentia.
7. Masalah kesehatan kerja.
  
Diberdayakan oleh Blogger.
 

Blogger news

Cari Blog Ini