Halaman

Minggu, 11 Mei 2014

Terasi nikmat dari pewarna tekstil


Inilah hasil jalan-jalanku ke pesisir Semarang tanggal 17 April 2014

Bagaimana menurut anda terasi yang asli? Di koran dan televisi sering diberitakan bahwa terasi yang tidak asli berwarna merah merona karena menggunakan pewarna tekstil, sedangkan yang berwarna coklat adalah terasi asli karena warna dari bahan bakunya. Ternyata ini tidak berlaku pada penemuan saya di produsen rumahan terasi di pesisir pantai Kota Semarang.

Bagaimana terasi yang saya temukan?

Dari segi warna coklat kemerahan seperti warna terasi asli. Tetapi setelah saya telusuri, warna dari bahan baku yaang digunakan setelah digiling adalah hijau kecoklatan. Kemudian bahan tersebut mengalami pencampuran lagi dengan menggunakan air sebelum proses pencetakan. Pada tahap ini sangat memprihatinkan sekali karena produsen menambahkan pewarna tekstil dalam pencampuran bahan tersebut dengan air, sehingga warna dari hijau kecoklatan berubah seketika menjadi merah kecoklatan. Setelah proses ini selesai dilanjutkan dengan pencetakan dan penjemuran. Saat penjemuran terasi dijemur terbuka diatas papan yang diletakkan langsung di tanah. Dengan demikian tidak memungkiri adanya debu ataupun lainnya yang dapat menempel ke terasi yang dijemur ini. Mengingat pula kondisi sanitasi lingkungan di daerah rob tersebut relatif kurang baik. Namun tetap saja terasi masih laris dipasaran.

Bagaimana dengan usaha kecil rumahan seperti ini? Apakah usaha ini sudah memiliki ijin? Bagaimana pengawasan dari petugas Puskesmas wilayah tersebut?

Inilah yang terjadi sekarang, regulasi yang tidak diikuti dengan pengawasan dan sanksi yang tegas.

Warna terasi sebelum pewarnaan

Proses pewarnaan menggunakan pewarna tekstil


Setelah proses pewarnaan dan pencampuran dengan air
Terasi hasil pewarnaan


Menuju proses pencetakan

Terasi dijemur di halaman rumah


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
 

Blogger news

Cari Blog Ini