Aktifitas
manusia menghasilkan sampah yang harus dikelola agar tidak mencemari lingkungan.
Sampah di sungai mengganggu keseimbangan ekologi dan terjadinya pendangkalan
sungai. Pengolahan sampah organik dengan cara pengomposan merupakan proses
pelapukan/ dekomposisi secara biologis dengan bantuan bakteri, baik secara
aerobik maupun anaerobik untuk mendapatkan pupuk organik (humus). Di
dalam tanah, humus merupakan bahan yang berfungsi dalam mengatur kondisi tanah
(soil conditioning) untuk keperluan pertanian.
Kompos di dalam tanah merupakan bahan yang
sangat bermanfaat untuk persediaan nutrisi bagi tanaman. Hubungan kompos dengan
kesuburan tanah yaitu :
- Memperbesar daya ikat tanah berpasir.
- Memperbaiki suhu tanah agar selalu stabil.
- Meningkatkan daya ikat tanah terhadap unsur hara.
- Memperbesar struktur tanah berlempung.
- Meningkatkan kemampuan tanah dalam menampung air.
- Mengikat pupuk buatan, sehingga tidak mudah menguap dan larut dalam air.
Perubahan jasad renik pada proses pengomposan
sampah organik yaitu :
1. Peruraian hidrat arang dan sellulosa menjadi
CO2 dan air.
2. Peruraian zat putih telur menjadi amoniak (NH4),
CO2 dan air.
3. Unsure hara (NPK) akan terlepas kembali bila
jasad renik mati.
4. Pembebasan unsur-unsur hara dari senyawa
organic menjadi senyawa anorganik.
5. Perubahan lemak dan zat lilin menjadi CO2
dan air.
Adanya penguapan zat arang ke udara,
mengakibatkan penurunan volume kompos (volume menjadi 1/3 volume awal). Agar
proses pembuatan kompos sampah organic mendapatkan hasil yang optimal, maka
terdapat beberapa factor yang harus diperhatikan
yaitu:
1. Pemotongan bahan 2,5
– 7,5 cm.
2. Penggunaan stater/ innoculant/ aktifator :
untuk mempercepat waktu pengomposan.
3. Pengadukan/
pembalikan.
4. Kelembapan antara 50%-60%, optimal 55%.
5. Suhu optimal 45 0C – 55 0C.
6. pH
7,5 – 8,5
7. C/N rasio bahan 35-50; C/N rasio kompos 10-12.
Proses pengomposan sampah organic dikatakan selesai (kompos matang),
dengan kriteria sebagai berikut :
1. Bentuk fisik menjadi hancur.
2. Warna cokelat kehitaman.
3. Tidak berbau busuk (seperti bau tanah).
4. Volume menyusut menjadi 1/3 volume awal.
5. Suhu stabil mendekati suhu ruangan.
6. C/N rasio antara 10-12.
0 komentar:
Posting Komentar