Halaman

Rabu, 28 Mei 2014

Aku Pergi Untuk Mengejar Cita-Cita


Kini saatnya meninggalkan Kota Semarang yang penuh kenangan. 
Setahun yang lalu aku menjadi bagian dari Komunitas Mahasiswa Kesehatan Lingkungan FKM Undip ini yang sering dikenal dengan nama Convident. Mengenal teman-teman baru yang akan bersama menuntut ilmu di Peminatan Kesehatan Lingkungan. Kala itu aku mengenal hanya beberapa teman yang sangat ramah dan supel, hanya hitungan jari jumlahnya. Kemudian aku diajak bergabung oleh seseorang aktivis menjadi pengurus organisasi ini, tawaran tersebut kuterima. Akupun menjadi orang baru di tempat ini, banyak yang belum kenal, banyak yang masih canggung, banyak yang tidak menyapa, dan banyak yang cuek padaku.

Akupun diberi amanat, ketika itu mengurus beberapa kegiatan di komunitas ini. Lama-lama beberapa temanpun mengenalku. Alhamdulillah mulai disapa teman-teman ketika berangkat ke kampus, mulai dikenal dan mulai banyak yang ramah bertemu denganku. Dari sini aku merasa sangat nyaman dengan lingkungan ini. Menjadi koordinator acara dibeberapa kegiatan penelitian dan pengembangan membuatku semakin akrab dan dekat dengan teman-teman pengurus ini. Walaupun saat itu aku adalah satu-satunya mahasiswa Lintas Jalur yang bergabung mengurus organisasi bersama teman-teman mahasiswa reguler. Jiwaku masih muda, semangatku sama seperti mereka. Cuma selisih umur beberapa bulan saja. Mereka sudah kuanggap keluarga, seperti sahabat, seperti adik, seperti rekan kerja, dan seperti teman sepermainan.

Hingga saatnya masa skripsi tiba, kami sering berdiskusi dan belajar bersama membahas topik masing-masing. Dengan kegiatan ini kami bisa saling sharing dan membantu satu sama lain. Selain itu akupun dapat belajar beberapa topik yang bukan menjadi topik skripsiku. Kamipun semakin akrab dengan kebersamaan ini. Yang dulunya jarang tegur sapa pun sekarang banyak senyum ketika bertemu, dan sesekali menanyakan kabar skripsi temannya. Kerja keras untuk menggapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat mereka lalukan maksimal. Bekerja sama, saling mendukung, saling memberi motivasi, dan saling membantu kawannya. 

Yaah inilah sahabat, keluargaku Convident 2013.

Kini, setelah tugas skripsiku selesai. Akupun harus meninggalkan kota Semarang ini, untuk melanjutkan perjuangan menggapai cita-citaku. 

Aku terharu melihatmu menangis, aku senang menjadi sahabatmu. Luar biasa perjalanan ini, menemukan saudara dan keluarga. 

Terimakasih Keluargaku
Terimakasih Sahabatku
Terimakasih atas Tawamu
Terimakasih atas Candamu
Terimakasih semua pertolonganmu
Terimakasih telah menjadi bagian dari hidupku

Maaf atas segala salahku
Maaf atas canda yang berlebihan
Maaf tidak bisa berikan yang terbaik untukmu

Hanya satu inginku, kita nanti akan bertemu di puncak kesuksesan!















Minggu, 11 Mei 2014

Abstract Penelitian Rotating Biological Contactors (RBCs)


THE EFFECT VARIATION OF DETENTION TIME IN ROTATING BIOLOGICAL CONTACTORS (RBCs) PROCESSING UNIT WITH PVC MEDIA TO DECREASE CONCENTRATION OF PHOSPHATE IN LAUNDRY WASTEWATER

Laundry wastewater contains high concentration of phosphate but people discharge directly to river without processing it before. Some Communal Waste Water Treatment Plant (WWTP) do not receive laundry wastewater. The results of laboratory test showed that concentration of phosphate in laundry wastewater was 20,48 mg/l. Thus, it can cause environmental pollution, such as eutrophication. The research goal  is to know the effect variation of detention time 24, 48, and 72 hours in Rotating Biological Contactors (RBCs) processing unit with PVC media to decrease concentration of phosphate in laundry wastewater. This research type is experiment with pre test-post test design.The object of this research is laundry wastewater Eng in Tembalang, Semarang. The technical laboratory test of sample is using Vanadatmolybdate method and the data analysis use One Way Anova test then it is continued with Post Hoc Test. The result shows that average of phosphate concentration before processing is 18,73 mg/l, where is after processing within 24 hours is 7,25 mg/l, within 48 hours is 7,07 mg/l, and within 72 hours is 3,61 mg/l. Decreasing phosphate concentration of laundry wastewater within 24 hours is 61,12%, within 48 hours is 62,07, and within 72 hours is 80,51%. Statistical result by One Way Anova showed that there is average difference from decreasing phosphate concentration in laundry wastewater (p-value=0,002). It is suggested to use 72 hours detention time to decrease concentration of phosphate as the decreasing effect is highest than others, althought hasn’t fulfill the regulation.





Terasi nikmat dari pewarna tekstil


Inilah hasil jalan-jalanku ke pesisir Semarang tanggal 17 April 2014

Bagaimana menurut anda terasi yang asli? Di koran dan televisi sering diberitakan bahwa terasi yang tidak asli berwarna merah merona karena menggunakan pewarna tekstil, sedangkan yang berwarna coklat adalah terasi asli karena warna dari bahan bakunya. Ternyata ini tidak berlaku pada penemuan saya di produsen rumahan terasi di pesisir pantai Kota Semarang.

Bagaimana terasi yang saya temukan?

Dari segi warna coklat kemerahan seperti warna terasi asli. Tetapi setelah saya telusuri, warna dari bahan baku yaang digunakan setelah digiling adalah hijau kecoklatan. Kemudian bahan tersebut mengalami pencampuran lagi dengan menggunakan air sebelum proses pencetakan. Pada tahap ini sangat memprihatinkan sekali karena produsen menambahkan pewarna tekstil dalam pencampuran bahan tersebut dengan air, sehingga warna dari hijau kecoklatan berubah seketika menjadi merah kecoklatan. Setelah proses ini selesai dilanjutkan dengan pencetakan dan penjemuran. Saat penjemuran terasi dijemur terbuka diatas papan yang diletakkan langsung di tanah. Dengan demikian tidak memungkiri adanya debu ataupun lainnya yang dapat menempel ke terasi yang dijemur ini. Mengingat pula kondisi sanitasi lingkungan di daerah rob tersebut relatif kurang baik. Namun tetap saja terasi masih laris dipasaran.

Bagaimana dengan usaha kecil rumahan seperti ini? Apakah usaha ini sudah memiliki ijin? Bagaimana pengawasan dari petugas Puskesmas wilayah tersebut?

Inilah yang terjadi sekarang, regulasi yang tidak diikuti dengan pengawasan dan sanksi yang tegas.

Warna terasi sebelum pewarnaan

Proses pewarnaan menggunakan pewarna tekstil


Setelah proses pewarnaan dan pencampuran dengan air
Terasi hasil pewarnaan


Menuju proses pencetakan

Terasi dijemur di halaman rumah


Rabu, 07 Mei 2014

Sepenggal kisah perjalananku menuju gelar sarjana


Sedikit sharing tentang perjalananku 2 tahun terakhir ini, sebuah tantangan kehidupan. Bukan untuk sombong tapi untuk saling memotivasi agar selalu berusaha, doa, tawakkal, bersyukur dan berprasangka baik serta yakin Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita.

Agustus 2012 aku telah menyelesaikan studi Diploma 3 di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jurusan Kesehatan Lingkungan. Dan bulan September 2012 aku melanjutkan pendidikanku ke jenjang S1 di Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat. Menjadi mahasiswa alih jalur tak mengurungkan niatku untuk mencari pengalaman sebanyak-banyaknya di kampus ungu ini. Saat itu pula aku mengikuti forum dan komunitas lingkungan dikampus ini tanpa melupakan tugas utaku sebagai mahasiswa. Targetku waktu itu sangatlah simple yaitu mengikuti organisassi kampus, lulus di tengah tahun 2013 dan IPK cumlaude.

Setahun belajar di kampus ini aku mulai mendapatkan pengalaman-pengalaman baru yang awalnya belum kudapatkan di kampusku sebelumnya. Kuliah Diploma 3 yang fokus ke pendidikan vokasi bealih ke pendidikan yang mengutamakan manajemen di Fakultas Kesehatan Masyarakat ini. Akupun mulai nyaman dan semakin menikmati proses ini. Walau kadang berfikir dan iri melihat rekan seangkatan waktu SMA yang bisa menyelesaikan pendidikan S1 cukup dalam waktu 4 tahun. Namun dengan niat ikhlas menuntut ilmu akupun terus menjalaninya.

Memasuki semester 3 di kampus ungu ini, aku mulai fokus ke skripsi. Saat itu mata kuliah di kelas tinggal satu yaitu Penulisan Karya Tulis Ilmiah yang hanya dilakukan kegiatan kelas selama 1 bulan. Mata kuliah lain adalah Magang selama 1 bulan, Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) atau dalam kata mudahnya KKN Fakultas selama 1 bulan, dan KKN Universitas selama 35 hari. Setelah magang dan mata kuliah Penulisan KTI selesai aku mencoba fokus ke proposal skripsi, bulan September 2013 aku berusaha konsisten dengan judul skripsiku dan berusaha bimbingan ke dosen pembimbing skripsi. Pada bulan Oktober 2013 pula ketika aku mulai menyusun proposal skripsi, pengumuman pendaftaran CPNS di pusat maupun daerah banyak beredar dengan formasi D3 kesehatan Lingkungan. Akupun mulai tergoda dan ingin merasakan euforia seleksi CPNS pada saat itu. Dengan penuh kebimbangan antara skripsi atau CPNS, akhirnya akupun membagi waktu sebisa mungkin melaksanakan semuanya. Sambil melengkapi berkas pendaftaran seleksi CPNS ke tanah kelahiran Banyuwangi dan ke kampusku D3 Yogyakarta.

Oktober 2013 hari-hariku fokus pada tes CPNS dan proposal skripsi, dalam satu hari aku selalu meluangkan waktu 3 jam untuk penyusunan proposal skripsi dan 3 jam untuk seleksi CPNS. Dan oktober itu pula 2 tes seleksi CPNS aku ikuti yaitu Kemenkes formasi sanitarian KKP Yogyakarta dan BNN Kota Yogyakn praktarta formasi surveyor. Ahirnya oktober pun berlalu dengan segala kesibukanku.

Awal November 2013 sampai awal Desember 2013 PBL dilaksanakan di Kabupaten Demak, kegiatan pengabdian masyarakat inipun mengalihkan fokusku ke skripsi sehingga saat itu skripsi mulai kusingkirkan. Setelah selesai PBL di Demak, dengan segala niat maksimal mengerjakan skripsi saat itu pula pengumuman hasil TKD CPNS BNN keluar. Akupun lolos 3 besar untuk formasi surveyor BNN Kota Yogyakarta dan saat itu masih berada pada urutan pertama. Berusaha membagi waktuku antara ingin segera seminar proposal dan ingin tetap mengikuti tahapan selanjutnya seleksi CPNS BNN ini. Dengan susah payah sambil bimbingan ke dosen pembimbing skripsi akupun membagi waktu untuk menyiapkan berkas tes kesehatan dan tes wawancara seleksi CPNS BNN ini. Alhamdulillah sebelum berangkat ke Jakarta untuk mengikuti tes kesehatan dan wawancara, proposalku sudah di ACC oleh dosen pembimbing dan diperkenankan untuk seminar proposal. Saat itu pula sebelum berangkat ke Jakarta aku melengkapi syarat untuk seminar proposal skripsi.

18-20 Desember 2013 tes wawancara dan kesehatan di Persada Sport Club Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur dilaksanakan, dengan percaya diri dan yakin aku menjalani tahapan ini. Berdoa dan tawakkal yang aku lakukan, kalau memang ini jalanku Allah pasti mempermudan dan kalau memang ini bukan jalanku pasti Allah telah menyiapkan yang lebih baik.

22 Desember 2013 aku kembali ke Semarang dan mulai fokus mempersiapkan seminar proposal. Dan akhirnya 24 Desember 2013 seminar proposalku dengan judul “Pengaruh Variasi Waktu Tinggal Pengolahan Rotating Biological Contactors (RBCs) Media PVC terhadap Penurunan Kadar Fosfat Limbah Cair Laundry” dilaksanakan dengan lancar. Terimakasih Bp Nurjazuli dan Bp Tri Joko yang telah membimbingku. Sore harinya tanggal itupula aku diberi kabar oleh rekanku yang sama-sama berjuang dalam tes CPNS seminggu yang lalu bahwa aku lolos diterima menjadi CPNS di BNN Kota Yogyakarta. Alhamdulillah syukurku tak terhingga untuk hari ini 24 Desember 2013, kerja kerasku selama ini terbayarkan sudah inilah hasi dari susah payah bagi waktu.

9-12 Januari 2014 akupun ke Jakarta lagi untuk melakukan pemberkasan di Kantor BNN pusat. Dan tanggal 14 Januari 2014 pelepasan KKN Universitas Diponegoro, aku mendapatkan tempat KKN Di Kabupaten Pekalongan. Selama 35 hari aku melaksanakan pengabdian masyarakat disana dan lagi-lagi penelitian skripsi terbengkalai. Walaupun saat itu aku sudah memulai merancang alat penelitianku namun aku tidak bisa fokus menyelesaikannnya. Setelah KKN pun akhir Februari aku mulai melanjutkan pembuatan alat penelitianku. Desain alat yang lumayan susah membuatku harus kerja jeras lagi untuk menyelesaikannya. Dengan modal nekat kesana kemari meninta tolong kepada banyak pihak akhirnya alatkupun jadi dengann hasil memuaskan. Penelitian dilaksanakan bulan Maret 2014. Setelah penelitian usai akupun mengerjakan hasil dan pembahasan skripsi hingga bulan April 2014. Waktu itu pikiranku cemas karena dihantui SK CPNS yang diperkirakan akan turun sekitar bulan Maret-April, sementara skripsiku belum selesai. Dengan penuh beban akupun menyelesaikannya hingga 22 April 2014 Seminar Hasil penelitianku pun dilaksanakan. Alhamdulillah tak pernah lupa kuucapkan atas kemudahan yang telah Allah berikan padaku.

Berjarak 2 minggu setelah seminar hasil akhirnya 5 Mei 2014 aku melaksanakan ujian skripsi dengan 3 dosen penguji. Ujian dilaksanakan dari jam 8.15-9.15 WIB, waktu yang cukup singkat aku mempertahankan hasil penelitianku di depan dewan penguji. Alhamdulillah aku dinyataan lulus dengan nilai A dan IPK diatas 3,5. Targetku tercapai sudah dengan nilai cumlaude untuk kedua kalinya. Hari itu pula semua bebanku terasa hilang, skripsi selesai dan SK CPNS belum turun.

Inilah akhir dari perjalananku di Universitas Diponegoro. Alhamdulillah, syukur tak terhingga atas nikmat Allah SWT yang telah memberikan jalan kelancaran dan kemudahan padaku untuk menyelesaikan studi ini.

Memang rencana Allah itu jauh lebih indah dari yang kita perkirakan. Semoga aku tak pernah lupa untuk selalu bersyukur.
Tes Wawancara dan Kesehatan CPNS BNN di Jakarta 18 Desember 2013

Pemberkasan CPNS BNN di Kantor Pusat BNN Cawang Jakarta Timur 10 Januari 2014

Seminar Hasil Penelitian di FKM Undip Semarang 22 April 2014

Setelah Sidang Skripsi FKM Undip 5 Mei 2014

Diberi kejutan dan kekonyolan teman-teman FKM Undip 5 Mei 2014

Kondisi Sungai di Tembalang sebagai Akhir Pembuangan Limbah Domestik


Badan air merupakan salah satu bagian dari lingkungan yang harus dijaga, salah satu badan air adalah sungai. Dalam hal ini Indonesia telah memiliki regulasi yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Dimana air dibagi menjadi 4 golongan yaitu golongan I sebagai air minum, golongan 2 air yang harus diolah terlebih dahulu untuk digunakan sebagai air minum, golongan 3 yaitu air untuk perikanan dan peternakan, dan golongan 4 air untuk pertanian.

Sungai di Kecamatan Tembalang tepatnya di sebelah selatan Universitas Diponegoro berada pada daerah permukiman penduduk. Oleh karena itu padatnya rumah warga membuatnya tidak ada daerah aliran sungai (DAS). Pada tepi sungai banyak dibangun rumah penduduk, kos-kosan, ataupun fasilitas penunjang bagi mahasiswa yang menyebabkan bangunan menggunakan lahan yang sangat mepet dengan sungai. Sehingga DAS pun hilang dan tidak ditemukan pada daerah ini.

Hal lain yang perlu disoroti adalah pembuangan air limbah domestik atau air limbah rumah tangga. Entah alasannya apa penduduk yang mempunyai tempat tinggal disekitar sungai ini membuang air limbahnya melalui pipa tertutup menuju sungai. Padahal air limbah tersebut dapat disalurkan ke septic tank. Namun karena khawatir septictank penuk maka masyarakat membuangnya ke sungai. Sehingga banyak pipa-pipa yang menempel di tepi sungai yang menyaluran air limbahnya. Dampaknya sungai yang harusnya dilindungi dan dikelola justru dicemari dengan air limbah rumah tangga. Akhirnya sungai di Tembalang ini tercemar bahkan sangat kotor. Apabila diperiksa, kemungkinan kandungan air limbah yang tinggi adalah parameter BOD, COD, TSS, NH3, fosfat, dan lainnya.

Adanya regulasi dari pusat yang tidak didukung dengan peraturan daerah yang ketat dan tidak adanya pemantauan wilayah menyebabkan masyarakat dengan mudah untuk membuang limbah rumah tangga ke sungai. Selain itu tidak adanya sanksi hukum yang diberikan membuat masyarakat tidak akan pernah takut untuk melakukannnya. Beginilah akibat kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan lingkungan. Dimulai dari diri sendiri, disalurkan kepada kerabat sekitar, untuk lingkungan yang lebih baik.
Diberdayakan oleh Blogger.
 

Blogger news

Cari Blog Ini