Halaman

Selasa, 26 Februari 2013

Journal K3 For Presentation

bagi yang ingin Jurnal K# Hasil Penelitian di Industri Tekstil dan Garmen tentang Kecelakaan Kera silahkan download disini :
http://www.4shared.com/file/GuEVTk04/K3_Industri.html

Anoplura (Kutu)

Taksonomi
Kingdom
Animalia
Phylum
Artropoda
Class
Insekta
Ordo
Phthiraptera
Sub Ordo
Anpplura
Familia
Pediculidae
Genus
Pediculus
Species
Pediculus Humanus
Sub Species
Pediculus humanus capitis,pediculus humanus corporis, dan pediculus humanus humanus (vestimenti)

Kutu merupakan jenis insekta kecil yg tergolong dlm ordo pthiraptera. Sehubungan dg cara hdpnya merugikan inangnya maka termsk jenis ektoparasit. Ditinjau dari bid.kes maka jenis tuma yg penting adl anggota sub ordo anaplura yg terdiri dari famili Pediculidae dan Pthiridadae.

Ciri-ciri :
1.         Tubuh pipih dorsoventral
2.         Tidak memiliki sayap
3.         Mulut Tipe penusuk dan penghisap
4.         Kutu dengan khitin tebal
5.      Memiliki 3 pasang kaki yang berakhir dengan cakar sebagai alat kait/ memegang pada rambut hospes.
6.         Sebagai ektoparasit pada manusia dan binatang berbadan panas
7.         Metamorfosis tidak sempurna  (telur – nimpha – dewasa)
8.      Kutu bertelur 6 – 9 butir per hari dan selama hidupnya dapat bertelur sebanyak 140 butir untuk kutu kepala , 300 butir kutu badan dan 50butir kutu kelamin.
9.         Umur kutu dalam keadaan baik dapat bertahan 40hari
10.     Telur warnanya putih berukuran 0,6 – 0,8 mm dan memiliki operculum
11.  Nimpha bentuknya mirip dengan dewasa hanya ukurannya lebih kecil dan warna lebih muda.

Siklus Hidup :
1.         Bertelur 2-3 telur selama 24 jam
2.         Tiap betina bertelur 15-50 telur disepanjang hidupnya
3.         Telur menetas 6-8 hari
4.         Instar 1 (nymph) berlangsung 5-6 hari sebelum molting
5.         Instar 2 selesai sekitar 9-10 hari dan instar 3 memerlukan 13-17 hari
6.         Dewasa hidup sekitar 15-25 hari

Minggu, 17 Februari 2013

Tentang Kompos

Aktifitas manusia menghasilkan sampah yang harus dikelola agar tidak mencemari lingkungan. Sampah di sungai mengganggu keseimbangan ekologi dan terjadinya pendangkalan sungai. Pengolahan sampah organik dengan cara pengomposan merupakan proses pelapukan/ dekomposisi secara biologis dengan bantuan bakteri, baik secara aerobik maupun anaerobik untuk mendapatkan pupuk organik (humus). Di dalam tanah, humus merupakan bahan yang berfungsi dalam mengatur kondisi tanah (soil conditioning) untuk keperluan pertanian.  

Kompos di dalam tanah merupakan bahan yang sangat bermanfaat untuk persediaan nutrisi bagi tanaman. Hubungan kompos dengan kesuburan tanah yaitu :
  1. Memperbesar daya ikat tanah berpasir.
  2. Memperbaiki suhu tanah agar selalu stabil.
  3. Meningkatkan daya ikat tanah terhadap unsur hara.
  4. Memperbesar  struktur tanah berlempung.
  5. Meningkatkan kemampuan tanah dalam menampung air.
  6. Mengikat pupuk buatan, sehingga tidak mudah menguap dan larut dalam air.
 
Perubahan jasad renik pada proses pengomposan sampah organik yaitu :
1.      Peruraian hidrat arang dan sellulosa menjadi CO2 dan air.
2.      Peruraian zat putih telur menjadi amoniak (NH4), CO2 dan air.
3.      Unsure hara (NPK) akan terlepas kembali bila jasad renik mati.
4.      Pembebasan unsur-unsur hara dari senyawa organic menjadi senyawa anorganik.
5.      Perubahan lemak dan zat lilin menjadi CO2 dan air.

Adanya penguapan zat arang ke udara, mengakibatkan penurunan volume kompos (volume menjadi 1/3 volume awal). Agar proses pembuatan kompos sampah organic mendapatkan hasil yang optimal, maka terdapat beberapa factor yang harus diperhatikan yaitu:
1.      Pemotongan bahan 2,5 – 7,5 cm.
2.      Penggunaan stater/ innoculant/ aktifator : untuk mempercepat waktu pengomposan.
3.      Pengadukan/ pembalikan.
4.      Kelembapan antara 50%-60%, optimal 55%.
5.      Suhu optimal 45 0C – 55 0C.
6.      pH 7,5 – 8,5
7.      C/N rasio bahan 35-50; C/N rasio kompos 10-12.

Proses pengomposan sampah organic dikatakan selesai (kompos matang), dengan kriteria sebagai berikut :
1.      Bentuk fisik menjadi hancur.
2.      Warna cokelat kehitaman.
3.      Tidak berbau busuk (seperti bau tanah).
4.      Volume menyusut menjadi 1/3 volume awal.
5.      Suhu stabil mendekati suhu ruangan.
6.      C/N rasio antara 10-12.

Diberdayakan oleh Blogger.
 

Blogger news

Cari Blog Ini