Halaman

Rabu, 26 September 2012

Perlahan Mimpiku Jadi Kenyataan (Part 1)

Setelah meninggalkan masa putih abu-abu, aku dituntut untuk menentukan pilihan masa depan. Aku memutuskan untuk kuliah di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Menjadi anak perantauan yang jauh dari keluarga. Dengan tekad dan niat yang bulat kuucapkan Bismillah untuk menginjakkan kaki di kota pelajar ini. Aku berjanji akan bersunggung-sungguh menjaga amanah dari kedua orang tuaku dan AKU BERMIMPI SAAT STUDIKU SELESAI NANTI BELIAU BISA TERSENYUM BANGGA.
Kini aku menjadi mahasiswa baru di Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogykarta. Program Pengenalan Program Studi (PPS) yang dikenal dengan ospek kumanfaatkan sebaik mungkin agar aku bisa lebih berani. Aku salut dan kagum melihat kakak tingkatku yang menjadi seorang organisator yang cerdas. Saat itu juga aku menuliskan beberapa mimpiku untuk tiga tahun ke depan.
Saat mengikuti Program Pengenalan Studi (PPS)
AKU BERMIMPI BISA MENJADI SEORANG PENGURUS ORGANISASI DIKAMPUS. Alhamdulillah setelah melalui proses yang panjang aku diberi amanah menjadi WAKIL KETUA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA (BEM) JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2010.
Pengurus Harian BEM Jurusan Kesehatan Lingkungan 2010
Aku ingin tak hanya organisasi umum tetapi AKU JUGA BERMIMPI MENJADI BAGIAN DARI ORGANISASI ISLAM karena ilmu dunia harus seimbang dengan ilmu agama dan akhirnya aku dapat mewujudkan mimpi itu menjadi SEKRETARIS 1 PENGURUS SENTRA KEROHANIAN ISLAM POLTEKKES JOGJA.
Pengurus SKI At Taqwa 2010
Dengan modal bakatku sejak kecil yaitu tari, AKU BERMIMPI TERUS MENGEMBANGKAN BAKAT TARIKU selama aku masih kuat dan mampu. Pesan ayah yang tak pernah aku lupa "Kembangkan bakat itu asal jangan kamu jadikan profesimu karena itu akan menjadi kelebihanmu". Tidak kuduga aku bisa tampil di depan lingkungan baruku, menunjukkan kreativitas seni bersama teman-teman baruku.
Dies Natalies Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 2010
Tak hanya itu aku bergabung di UKM TARI POLTEKKES JOGJA.
Kunjungan dari Poltekkes Makassar 2010
Puncak Acara Inagurasi PPS Poltekkes 2010
Sesuatu yang tak terlupakan buatku ketika kami penari dari UKM Tari Poltekkes Jogja diberi kesempatan untuk mempersembahkan Tari Nusantara di depan para pejabat Kementerian Kesehatan di Hotel Saphire Yogyakarta. 
Foto bersama Direktur Poltekkes

Rabu, 12 September 2012

Penelitian Deskriptif


Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Penelitian ini diarahkan untuk menguraikan suatu keadaan di dalam komunitas atau masyarakat. Desain penelitian ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian deskriptif merupakan cara untuk menemukan makna baru, menjelaskan sebuah kondisi keberadaan, menentukan frekuensi kemunculan sesuatu, dan mengkategorikan informasi. Penelitian deskriptif dilakukan dengan memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukkan hubungan atara berbagai variabel.
Rancangan penelitian deskriptif bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi berdasarkan karakteristik orang, tempat dan waktu.
1.    Variabel orang
Orang sebagai individu mempunyai variabel yang tak terhingga banyaknya, sehingga untuk mengadakan pengamatan terhadap semua variabel tersebut sangat tidak mungkin. Variabel orang diantaranya adalah umur, jenis kelamin, suku bangsa/etnis, pendidikan, status perkawinan, status ekonomi, status marital, dsb.
2.    Variabel tempat
Faktor tempat atau distribusi geografis memegang peranan yang sangat penting dalam penelitian, karena pada geografis yang berbeda akan berbeda pula pola permasalahan yang dihadapai seperti pola penyakit.
3.    Variabel waktu
Variabel waktu sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian yang dilaksanakan, misalnya suatu “survey” yang dilakukan pada waktu atau musim yang berbeda, dapat menghasilkan pola penyakit yang berbeda pula. Perubahan waktu yang perlu mendapatkan perhatian antara lain : kecenderungan sekuler, variasi siklik, dan variasi musim.

Beberapa ciri dominan desain penelitian deskriptif adalah sebagai berikut :
1.      Bersifat mendeskripsikan kejadian atau peristiwa yang bersifat faktual.
2.      Dilakukan secara survey ; oleh karena itu penelitian deskriptif sering disebut sebagai penelitian survey.
3.      Bersifat mencari informasi faktual dan dilakukan secara mendetail.
4.      Mengidentifikasi masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan praktek yang sedang berlangsung.
5.      Mendeskripsikan subjek yang sedang dikelola oleh kelompok orang tertentu dalam waktu yang bersamaan.

Keuntungan penelitian deskriptif :
1.    Relatif mudah dilaksanakan
2.    Tidak membutuhkan kelompok kontrol/pembanding
3.    Diperoleh banyak informasi penting
4.    Dalam penelitian deskriptif dapat ditentukan apakah temuan yang diperoleh membutuhkan penelitian lanjutan/tidak.


Kerugian penelitian deskriptif :
1.    Pengamatan pada subyek hanya 1 kali diibaratkan potret hingga tidak dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu
2.    Tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat

Selasa, 04 September 2012

Esaiku yang Lolos menjadi Pemenang Beasiswa Dataprint 2012



ANTARA PENDIDIK, FASILITATOR, DAN ORANG TUA
Oleh : Anita Dwi Nurjanah
Mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Kualitas pendidikan di Indonesia sampai sekarang ini sangat memprihatinkan terbukti dengan urutan Indonesia ke-111 dari 182 negara di dunia pada tahun 2009 tentang indeks pengembangan manusia. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang mendasar. Pendidikan dapat mengantarkan seseorang ke derajat yang lebih tinggi. Pendidikan akan menjadi pembangun bangsa dengan cara meningkatkan sumber daya manusia. Sebagai generasi muda penerus bangsa, kita harus dapat meningkatkannya agar dapat bersaing dengan negara maju lainnya.
Sumber daya alam yang melimpah, jika diimbangi dengan sumber daya manusia yang memadai maka dapat meningkatkan pembangunan negara dan mengantarkan Indonesia menjadi negara yang maju. Di Indonesia, penyediaan sumber daya manusia dengan keahlian dan keterampilan sangat kurang, sehingga untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang menjadi terhambat karena rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Rendahnya mutu pendidikan menunjukkan kualitas pendidikan di Indonesia disebabkan faktor yang saling berhubungan yaitu pendidik, fasilitator, dan orang tua.
Pendidik adalah salah satu faktor penting penentu kualitas pendidikan. Namun kebanyakan yang terjadi di Indonesia, pendidik belum mempunyai profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya. Pendidik hanya dituntut untuk menyelesaikan tuntutan kurikulum yang harus dicapai, namun tidak memperhatikan penerapan ilmu yang dimiliki oleh murid. Sehingga yang terjadi, murid belajar hanya untuk mendapatkan nilai yang baik untuk mencapai kurikulum dan tanpa adanya pengamalan atau penerapannya. Walaupun pendidik tidak merupakan satu-satunya  faktor yang menentukan keberhasilan pendidikan tetapi pembelajarannya merupakan titik pusat yang menjadi cermin kualitas yang menjadi tanggung jawab tenaga pengajar. Sehingga cara mengajar pendidik akan mempengaruhi daya terima pendidikan oleh murid. Selain itu penerapan pendidik sebagai subjek dan murid sebagai objek akan membatasi murid dan membentuk pribadi murid menjadi pasif, karena dengan pola tersebut murid hanya menerima tanpa diberi kesempatan untuk aktif menyampaikan ide dan mengembangkan kreativitasnya.
Fasilitas merupakan sarana dan prasarana utama dalam proses belajar mengajar. Rendahnya biaya pendidikan di Indonesia menyebabkan sarana dan prasarana tidak terpenuhi secara keseluruhan. Apabila fasilitas tidak terpenuhi secara maksimal maka dapat menurunkan tingkat pembelajaran dan daya pengetahuan siswa.  Selain itu biaya pendidikan berpengaruh pada minimnya gaji pendidik sebagai pengajar yang mengakibatkan menurunnya kualitas pendidik.
Orang tua juga termasuk penentu kualitas pendidikan karena mempunyai peran yang sangat penting dalam memberi dukungan kepada anaknya. Sebagai contoh, orang tua yang selalu memberi dorongan kepada anaknya untuk belajar dan mendukung semua bakat yang dimiliki oleh anaknya akan menjadikan anak lebih semangat dan termotivasi untuk terus menciptakan kreativitasnya dalam  belajar dan berkarya. Orang tua adalah lingkungan dalam lingkup yang paling sederhana, sehingga kepribadian serta keinginan anak banyak muncul dari lingkungan keluarga.
Ketiga hal tersebut sangat berkaitan dalam menentukan kualitas pendidikan. Pendidik yang mengajar dengan maksimal tanpa ada fasilitas yang memadai maka hasilnya tidak dapat maksimal. Begitu juga dengan pendidik dan fasilitas yang memadai tetapi tanpa ada dukungan dari orang tua kepada anak, maka akan mengurangi semangat belajar. Sehingga perlu adanya keseimbangan antar ketiga faktor tersebut untuk mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Diberdayakan oleh Blogger.
 

Blogger news

Cari Blog Ini