Halaman

Jumat, 27 April 2012

Sumur bor

Air sumur bor maupun sumur gali adalah merupakan alternatif jika air PAM belum ada, maupun bertujuan menghemat penggunaan air PAM. Inilah pedoman untuk membuat sumur bor maupun sumur gali :
Pemilihan lokasi sumur yang akan di bor / gali.
Tidak berdekatan dengan Septic Tank. Karena seperti kita ketahui, bakteri e-coli dalam air disebabkan oleh pencemaran dari septic tank. Jarak minimal dengan septic tank adalah 5 meter.
Kedalaman sumur bor
Tidak ada aturan baku tentang hal tsb. Namun biasanya, kedalaman diatas 15 meter lebih aman dari pencemaran bakteri dan kontaminasi lainnya daripada hanya kedalaman 3 meter, terutama di kota kota besar yang padat penduduknya.
Kedalaman sumur gali
Kedalamannya antara 3 s/d 6 meter. Pada bagian dinding sedalam 3 meter diberi tembok agar tidak terjadi rembesan air dari permukaan tanah yang akan mencemari air sumur.
Berbicara tentang jarak minimal antara sumur bor dengan septic tank, biasanya untuk daerah pedesaan tidak ada masalah dengan hal tsb karena tanah kosong masih luas. Namun untuk daerah perkotaan yang padat penduduknya, rasanya sangat sulit mewujudkan idealisme tsb. Jika tidak ada lokasi lain dan terpaksa mengebor dengan jarak yang dekat dengan septic tank, maka solusinya agar aman, sebaiknya menggunakan kaporit untuk membunuh bakteri e-coli dalam air tsb.

Pengeboran oleh Eka Herdi, Derajat Prasojo, Youkhroni, Anisa Arie, Choirunnisa, dan Ibnu Rois
Alat
  1. Mata bor
  2. Pipa pemboran
  3. Mesin penghisap dan penyembur air
  4. Swipel head
  5. Selang penghantar
  6. Selang penghisap
  7. Saringan selang penghisap
  8. Klem pengikat selang
  9. Kunci trimo
  10. Kunci rantai
Bahan
  1. Air
  2. Bahan bakar mesin
  3. Pipa PVC
  4. Lem pipa
Pengeboran dilakukan oleh Choirunnisa dan Diah Uma

Cara Kerja
  1. Menyiapkan alat pemboran sistem jetting
  2. Menyiapkan bahan-bahan pemboran tanah, termasuk menyiapkan galian tanah sebagai sirkulasi air
  3. Merangkai alat pemboran dengan susunan : mata bor, pipa pemboran, swipel head, slang penghantar, mesin, pipa penghisap air, saringan
  4. Melaksanakan pemboran : a) Menempatkan slang penghisap air pada bak sirkulasi air, b) Menempatkan mata bor yang sudah terangkai pada titik pemboran, menggali sedikit tanah pada titik yang akan dibor, c) Menghidupkan mesin (ON) sehingga terjadi proses penghisapan dan penyemburan air melalui ujung mata bor, d) Memutar pipa pemboran pelan-pelan menggunakan kunci trimo, e) Menyambung pipa pemboran setiap mencapai kedalaman 1,5 meter sehingga mencapai air tanah yang diinginkan (12 meter)
  5. Memasang pipa PVC perlahan-lahan  dan menyambung pipa PVC sampai kedalaman 12 cm.
  6. Memberikan tekanan air ke dalam lubang sehingga pipa dapat masuk lebih mudah.
  7. Setelah pipa PVC masuk ke dalam lubang, kemudian dimasukkan krakal dan pasir untuk menahan longsor serta menyaring air. 

Selasa, 17 April 2012

Sampah dan Kesehatan

  
Pemakaian barang ataupun bahan oleh manusia tidak selalu terpakai habis, walaupun terpakai habis, akhirnya bila bahan tersebut digunakan atau dimakan akan menghasilkan bahan buangan. Pada awal kehidupan manusia sampah belum menjadi suatu masalah, tetapi dengan bertambahnya penduduk dengan ruang untuk hidup tetap, maka makin hari menjadi masalah yang cukup besar. Hal ini jelas bila kita lihat modernisasi kehidupan, perkembangan teknologi sehingga meningkatkan aktivitas manusia. Sehubungan dengan kegiatan manusia, maka permasalahan sampah akan berkaitan baik dari segi sosial, ekonomi, dan budaya.
Kesehatan seseorang maupun masyarakat merupakan masalah sosial yang saling berkaitan antara komponen – komponen yang ada di dalam masyarakat. Sampah sendiri, bila diamankan tidak menjadi potensi – potensi yang berpengaruh terhadap lingkungan. Namun demikian sering kita temui bahwa sampah tidak berada pada tempat yang menjamin keamanan lingkungan. Sampah yang kurang diperhatikan tersebut dapat befungsi sebagai tempat berkembangnya serangga ataupun binatang mengerat yang dikenal sebagai vektor penyakit menular. Di samping itu sampah dapat menimbulkan pencemaran udara, air, maupun tanah yang secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan.

  
Secara umum pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan lingkungan akan dapat mengakibatkan :
  1. Tempat berkembang dan sarang dari pada serangga dan tikus 
  2. Dapat menjadi sumber pengotoran tanah sumber – sumber air permukaan tanah/ air dalam tanah maupun udara. 
  3. Dapat menjadi sumber dan tempat hidup dari kuman – kuman yang membahayakan kesehatan.
 

Senin, 16 April 2012

Mengubah Limbah Tahu Menjadi Biogas


Alat :
a.    Bak kontrol berfungsi menyaring ampas yang berasal dari pengepresan limbah tahu. Ukuran 1 m2.
b.    Pipa penyalur.
c.    Bak digester dengan diameter 1m dan kedalaman 5m.
d.    Bak peluap.
Bahan :
a.    Limbah tahu dari beberapa industri tahu di sekitar lingkungan.
Cara kerja :
a.    Tahu yang bahan dasarnya berupa kedelai direndam selama 3 jam.
b.    Pencucian kedelai dan penggiingan kedelai.
c.    Pemasakan dan penyaringan kedelai tahap I.
d.    Selanjutnya dilakukan penggumpalan dan pengepresan.
e.    Kemudian dilakukan pengir isan, pemasakan tahap II, dan pewarnaan.
f.     Tahu sudah jadi dan siap untuk dijual.
g.    Tetesan pengepresan limbah tahu dibuat untuk biogas.
h.    Limbah disalurkan ke bak kontrol kemudian masuk ke bak penampungan digester yang lama – lama akan menjadi biogas.
i.      Bak penampungan akan dialiri limbah secara terus – menerus hingga menjadi luber yang dialirkan pada bak peluap.
j.      Biogas siap untuk digunakan memasak.
k.    Awal pembuatan biogas bisa digunakan setelah 2 bulan dari pengisian.



Minggu, 15 April 2012

Karakteristik Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)




1.    Mudah meledak
Bahan dalam bentuk padat/cair yang dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan yang tinggi.
Contoh   : Tangki elpiji bila pada suhu dan tekanan tinggi akan meledak.
2.    Mudah terbakar
Contoh   : Cat akan menyala ketika kontak dengan api karena mengandung alkohol < 24% volume dan / atau pada < 60o C.
3.    Reaktif
Contoh   : Tabung gas mudah meledak / bereaksi pada suhu dan tekanan 25oC 760 mmHg.
4.    Beracun
Limbah yang mengandung bahan pencemar yang bersifat racun sehingga dapat menimbulkan kematian.
Contoh   : Herbisida dan pupuk kimia bila dikonsumsi manusia akan menyebabkan keracunan bahkan bila dalam jumlah banyak dapat menimbulkan kematian.
5.    Infeksius
Contoh   : Jarum suntik bekas untuk menyuntik pasien apabila digunakan kembali karena dapat menularkan penyakit, misalnya penularan penyakit HIV.
6.    Korosif
Contoh   : Aki mobil menyebabkan pengkaratan pada lempeng besi dan baja.

bersifat reaktif ( Materi Kuliah K3 Bahan – bahan Kimia oleh Naniek Ratni JAR) 
Materi Pelatihan Kader Lingkungan
Diberdayakan oleh Blogger.
 

Blogger news

Cari Blog Ini